Friday, August 27, 2010

Between Confidence and Patience

In the name of Allah, the Almighty Creator.


Confidence sure is important. But too much of it is not good. Too much of anything is no good.

Prophet Muhammad (peace be upon him) said,
"Do good deeds properly, sincerely and moderately. Always adopt a middle, moderate, regular course; whereby you will reach your target (of paradise)."
[Bukhari]

Too much of confidence may turn ones into a total jerk who thinks too highly of themselves (takabbur) and amazed with themselves ('ujub or self-admiration) -- ones who think no one is better than themselves that they like to look down on other people, make fun and downgrade them all they like. They think whatever they do is right and the best of actions that they question and skeptically comment other people's actions and preferences.

Yet, they get angry and offended when people do the same to them.

Throughout my short life, I knew and encountered a number of people like this. It is always tiring to tolerate them. While I do not mind being looked down and made fun of; I, too, have a certain limit of patience in tolerating such people.

Tell me: What it feels like when people can joke with you and make fun about you, yet you cannot do the same to them? Yes, it is irritating.

That is why I pray that Allah expands the limit of my patience. And more importantly, I pray that Allah will never ever put me in the same group with them. For Greatness belongs to Allah alone and I am merely His servant who has no power nor any strength over anything without His Will and Permission.


"O Allah! Please place me with people of Patience."

Sunday, August 22, 2010

Di Kala Sepi Begini

Dengan nama Allah yang Berdiri dengan Sendiri.



Di mana bisa mencari tenang dan bahagia?


Di kala sepi begini
sering aku termanggu sendiri.
Mengenang kisah-kisah lalu
yang terkunci rapi
jauh di lubuk hati.

Mungkin aku banyak bercerita.
Juga aku banyak berkongsi rasa.
Tetapi ada saja
yang tak bisa dibicara,
menyusun kata
kepada sesiapa.

Di kala sepi begini
sering aku termanggu sendiri.
Memikir dan merancang
jalan yang bakal dilalui
yang mungkin penuh duri.

Meski aku rapi merancang;
Menjejak jaya, memburu peluang.
Tetapi kadang-kadang
detik menghilang,
mengharap adanya riang
bukan airmata bergenangan.

Aku sedar kerdil diri ini.
Aku tahu lemahnya jiwa ini.
Aku risau goyah hati ini.
Sering mendamba suatu yang tak termampu.
Sering merindu suatu yang jauh.
Sering mengharap kasih bertamu.

Semua ini
hanyalah mainan -
hati
minda
emosi
Yang bisa meracun diri.
Yang bisa melemahkan jiwa.
Yang bisa menggoyahkan hati,
ketika aku termanggu sendiri
di kala sepi sebegini.

Airmata bisa mengalir
mengenang hati kosong
ingin berteman.
Bermuhasabah diri
bertanyakan soalan,
"Di mana Dia di hatiku ini?"

Sungguh, banyak yang bermain di fikiran
tapi tak terlafazkan
ketika aku termanggu sendiri
di kala sepi begini.


Ianya ada di dalam doa. :')

Nukilan,
Hafizuddin Yahaya.
22 Ogos 2010 / 6.56am
Asrama Pantai Puri IPG KBA.


"Ya Allah! Leraikan cinta dunia dari hati ini dan isikanlah ruangan kosong dalam hati dan jiwaku dengan CintaMu -- Cinta yang paling Agung dan Suci, moga aku bisa mencinta dengan hati tulus dan ikhlas hanya keranaMu."

Saturday, August 14, 2010

A Simple Act of Kindness

In the name of Allah, the Best Planner.


For almost two days now, I have been listening to the new single by Sami Yusuf titled "Healing." It is a song full with moral and positive values. [click here to download the mp3 for free / click here to watch the video]

"A smile can change a life"

This is a line taken from the song. Have you ever thought that that is possible? Well, I do agree. I used to say, and is still saying this: A kind smile with sincerity is contagious. Don't you agree?

Doesn't matter. Anyway, I have a story to share here:

Last Wednesday, I was observed by my supervisor. Being unprepared and with only average performance, I was a bit disillusioned and was feeling down. Next when I was teaching my Form 2 class, a few Chinese boys were getting on my nerves. They were talking quite loud and disrupting my lesson - and I burst with anger. The girls right in front of me looked scared but the boys took no heed and they kept on talking. I stopped teaching and without saying anything, I went to sit at my desk and stared outside not saying anything. The class fell silent.

Suddenly Shen Wui (one of the "three stooges" known as "Sandwich" by his classmate) came to me and asked with his broken English and limited vocabulary which can be translated as, "Teacher, are you angry? The girls are scared." I told him to get back to his seat and I started to nag at the naughty boys (I always "make up" with the class after scolding them whenever they did something I do not like such as cursing) before I continued teaching. Then I noticed a Chinese girl near a window with sad face. She was upset about something. I asked Shen Wui what is wrong with the girl and he said, "She sad, teacher."

I took my "reward box" and went to girl. I told her to take one candy and smiled as I said this: "Don't be sad. I like to see everyone smiling in the class." She took a candy and ate it without saying anything until end of that lesson.

Today, I went to teach the class again. I was earlier than usual (5 minutes early) and a number of students who were lingering around the class (note: before my class was recess) swarmed around me and I noticed that one them was the sad girl whom I gave a candy. She looked very happy and was smiling very brightly. She even followed me as I entered the class and was very participative throughout the whole lesson. She was shy and her English was not that good but I could see her effort. That made my day today.

*****

Okay, that was all. So, what's with the story? Well, what happened reminds me the message Sami Yusuf tries to convey through his new song [check the lyric here]. That a simple act of kindness (with sincerity) from us can be meaningful to the person receiving it -- heal, and we will be healed.

A kind and sincere smile is contagious and perhaps, can change a life. :')

After all, the Prophet (peace be upon him) himself has taught us the same thing.

Narrated by 'Abdullah bin 'Amr, a man asked the Prophet (pbuh), "What Islamic trait is the best?" The Prophet (pbuh) said, "Feed the people, and greet those whom you know and those whom you do not know."
[Bukhari]

Charity may or may not begins at home. But I am pretty sure that charity begins with ourselves. So, my dear friends and honourable readers, what are we waiting for? Start to give people, whom you know or those whom you do not know, a kind and sincere smile when you greet them. You don't know how that simple act of kindness can be meaningful to them, can make their day, and might as well change their life.

Allah knows better. :')



"O Allah! I beseech Thee to keep me safe from sadness and despair and may I be able to continue doing good deeds in Thy course."

Wednesday, August 11, 2010

Sempena Ramadhan Ini

Dengan nama Allah yang Maha Pengampun.


Alhamdulillah, dengan limpah Rahmat dan KurniaNya, kita masih diberi peluang untuk bertemu dengan bulan keampunan penuh keberkatan iaitu Ramadhan Mubarak pada tahun ini.

Dan bersempena dengan kedatangan Ramadhan ini juga, saya Hafizuddin bin Yahaya, ingin memohon maaf dengan setulus hati yang ikhlas kepada sekalian rakan, saudara dan saudari pembaca -- yang saya kenali atau tidak kenali -- atas sebarang kesilapan atau kelemahan saya sepanjang saya menulis di laman blog ini, terutamanya jika saya ada menyinggung atau menyakiti perasaan mana-mana pihak secara sedar mahupun secara tidak sedar.

Dan saya juga ingin mengambil peluang ini untuk menadah tangan melafaz syukur dan berdoa ke hadrat Yang Maha Kuasa supaya memberi kesempatan dan kelapangan kepada kita semua agar dapat memanfaatkan Ramadhan kali ini dengan sebaik mungkin, insyaAllah.

Mudah-mudahan Ramadhan kali ini lebih baik dan bermakna dari tahun-tahun yang lalu, insyaAllah. :')

Semoga Ramadhan kali ini lebih baik buat kita semua dan terisi dengan pelbagai amalan kebajikan yang tidak putus, dan menjadi Madrasah Ramadhan yang dapat mendidik hati, jiwa dan diri kita semua untuk menjadi Muslim yang lebih baik lagi di masa akan datang. InsyaAllah!



"Ya Allah! Lafaz syukurku ke hadratMu kerana masih memberi peluang untukku bertemu kekasih yang dinanti ini. Dan semoga Engkau memudahkanku untuk memanfaatkan Ramadhan Mubarak kali dengan sebaik mungkin, lebih baik lagi dari tahun-tahun yang telah lepas."

Monday, August 9, 2010

Allahumma Balighna Ramadhan II

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih.


Beberapa hari sahaja lagi sebelum menjelangnya Ramadhan Mubarak. Sesudah 2 tahun menyambutnya di New Zealand, tahun ini saya akan menyambut kedatangan Ramadhan di tanahair sendiri.

Ahlan wasahlan, ya Ramadhan!

Sungguh daku rindu pada Ramadhan. Hati melonjak riang kerana tak sabar nak bertemu. Juga rasa berdebar kerana risau hajat bertemu tak kesampaian kerana ajal itu rahsia Allah dan tiada dari kita yang tahu sama ada kita sempat bertemu Ramadhan tahun ini atau tidak. Saya masih ingat yang Allahyarham Ustaz Asri, vokalis utama kumpulan nasheed Rabbani, telah dijemput Allah ke sisiNya hanya beberapa hari sebelum tibanya Ramadhan. Itu kisah orang yang banyak amalan dan perjuangannya sebagai sumbangan kepada Islam. Andai Izrail datang menjemput diri kita sekarang, sanggupkah?

Jika bertanya diri sendiri, saya akan menjawab saya masih belum bersedia. Mungkin lebih tepat lagi, saya kurang rela sekarang. Hanya beberapa hari sahaja sebelum tibanya kekasih yang ditunggu, yang hanya kunjung tiba setahun sekali. Harap mohon diberi peluang bertemu.

"Allahumma balighna Ramadhan!"

"Ya Tuhan kami! Temukanlah kami dengan Ramadhan."

Ini doa saya setiap kali hati teringat pada Ramadhan. Sungguh, Allah Ta'ala yang menentukan segalanya tetapi menjadi tanggungjawab kita untuk sentiasa merancang dan memohon bantuanNya. Allah tidak membantu mereka yang tidak membantu diri mereka sendiri. Bukankah begitu?

Dan setiap kali saya teringat pada Ramadhan, setiap kali itu juga hati rasa sedih mengenangkan Ramadhan pada tahun-tahun yang lepas telah disia-siakan tanpa diisi dengan sebanyak amalan yang mungkin. Jadi beberapa hari yang lalu, saya telah sediakan satu personal checklist untuk Ramadhan kali ini. Hampir sama dengan checklist tahun-tahun lalu, cuma dengan sedikit perubahan.

Dengan blog ini sebagai saksi, saya berjanji kepada diri sendiri untuk memenuhkan Ramadhan kali ini dengan:

1) Usaha membaca al-Quran sebanyak mungkin. Sebolehnya satu juzuk pada setiap malam sebagai bacaan utama, dan menyambung bacaan yang biasanya dilakukan setiap hari.
2) Berusaha untuk tidak tertinggal Tarawih berjamaah. Sekurang-kurangnya 8 rakaat Tarawih. Andai di NZ dulu selalu terlepas Tarawih berjamaah kerana bekerja pada waktu malam, tahun ini tiada alasan lagi. Sakit dan lesson plan itu cuma alasan.
3) Menjaga mulut dan hati dari perasaan mazmumah sesama insan, di samping menerapkan nilai-nilai murni dalam pengajaran di kelas setiap hari.
4) Melakukan amalan-amalan sunat seperti bersedeqah dan lain-lain dengan kadar yang lebih banyak.

Ya, memang banyak lagi amal ibadah lain tetapi ini adalah amalan-amalan yang telah biasa saya lakukan sedari kecil hasil didikan ibu bapa.

Antara amalan-amalan digalakkan dan patut dielakkan semasa Ramadhan. :')

Islam adalah agama yang syumul, tidak hanya terbatas bila di dalam masjid atau ketika berbaju Melayu atau ketika di bulan Ramadhan sahaja. Tetapi untuk dijadikan sebagai gaya hidup atau lifestyle, dan Ramadhan adalah platform untuk melatih diri bagi tujuan itu.

Jadi marilah kita sama-sama berusaha untuk memanfaatkan Ramadhan kali ini andai kita masih berpeluang agar kita sentiasa bersedia andai Izrail datang menjemput. Dan sentiasalah berdoa agar diberi peluang bertemu Ramadhan. Allahumma balighna Ramadhan, ya Allah!






"Ya Allah! Berikanlah kami peluang bertemu Ramadhan kali ini agar kami bisa melatih diri kami untuk menjadi Muslim yang lebih baik setiap hari."

Tuesday, August 3, 2010

Deritamu Palestin, Derita Kami

Dengan nama Allah, sebaik-baik Perancang.


Semalam saya menyertai sekumpulan pelajar IPBA menghadiri Malam Puisi Riong anjuran kumpulan Berita Harian dan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM). Temanya adalah "Gaza: Deritamu Palestin, Derita Kami" dan diadakan di Galeri Kulliyyah Senireka dan Senibina Alam Sekitar (KAED), Universiti Islam Antarabangsa (UIAM) Gombak.

Poster utama

Menggabungkan beberapa tokoh sasterawan, artis, ilmuwan dan ahli politik, Malam Puisi Riong ini bertujuan untuk melancarkan secara rasmi Tabung Kemanusiaan dan Pendidikan Palestin anjuran bersama kumpulan Berita Harian dan ABIM dengan kerjasama Global Peace Malaysia dan UIAM bagi membantu mengumpul dana yang secukupnya (jika tidak salah, sekitar USD5juta atau mungkin lebih) untuk melangsaikan hutang tertunggak rakyat Palestin yang melanjutkan pelajaran ke peringkat tertiari dan juga membantu mereka yang bakal melanjutkan pelajaran tetapi tidak berkemampuan.

Secara ringkasnya, Malam Puisi Riong ini menjadi platform untuk merasmikan tabung tersebut dan pada masa sama menjadi wadah menyalurkan rasa simpati dan kasih serta kemanusiaan warga Malaysia secara amnya dan umat Islam secara khususnya buat warga Palestin yang kini ditindas oleh regim Zionis Yahudi.

Berikut ialah sorotan majlis tersebut secara ringkas:

Majlis dimulakan dengan ucapan oleh pengerusi majlis.

Persembahan oleh kumpulan Usratika yang mana dua orang ahlinya adalah pejuang kemanusiaan yang berada di atas kapal Mavi Marmara semasa berlakunya tragedi.

Ucapan oleh Muhammad Razak Idris, Presiden ABIM.

Deklamasi puisi oleh Presiden ABIM.

Deklamasi puisi oleh Datuk Mior Kamarul Shahid, pengarang kumpulan Berita Harian.

Ucapan perasmian oleh Tan Sri Muhyiddin Yassin, Timbalan Perdana Menteri Malaysia.

Deklamasi puisi oleh Timbalan Perdana Menteri.

Sumbangan oleh Tan Sri Muhyiddin kepada Tabung Kemanusiaan dan Pendidikan Palestin.

Deklamasi puisi penuh emosi oleh Masli NO, penyair yang sedang meningkat naik.

Deklamasi puisi oleh Ustaz Muhammad Uthman El-Muhammady, ilmuwan dari UIAM.

Deklamasi puisi oleh Dr. Md Nur Manuty, Ketua Biro Pemahaman dan Pemantapan Agama PKR.

Deklamasi puisi penuh tenaga oleh Prof. Madya Dr. Lim Swee Tin, Sasterawan Negara yang juga pensyarah Kesusasteraan Melayu di UPM.

Persembahan nyanyian oleh penyanyi baru berbakat besar, Mohd Shukri Nasron atau lebih dikenali sebagai Cicik.

Deklamasi puisi oleh Prof. Tan Seri Dr. Mohd Kamal Hassan, pensyarah UIAM.

Deklamasi puisi oleh Datin Seri Fatini Yaacob, peneliti dan penulis buku berkenaan Natrah.

Persembahan nyanyian bertajuk Cintamu Natrah oleh Ahmad Ramli berlatar belakangkan suara Usratika.

Persembahan solo Ahmad Ramli yang menyanyikan lagu bertajuk Merpati Putih - sebuah lagu bermesej keamanan yang mendalam maksudnya.

Persembahan kemuncak oleh Papa Rock, Ramli Sarip.


Malang sekali kerana saya tidak dapat tunggu sehingga majlis ini berakhir kerana pemandu bas sudah memberi signal kepada kami untuk segera kembali ke bas untuk segera pulang ke IPBA.

Saya amat berharap yang Malam Puisi Riong ini tidak kekal hanya sebagai malam berhibur tetapi berjaya berkongsi dan menyampaikan mesej kemanusiaan kepada yang hadir dan yang tidak dapat hadir sekaligus membantu warga Palestin dan Tebing Gaza terutamanya melalui tabung kemanusiaan yang telah dilancarkan.


Semoga niat dan usaha murni mereka yang terlibat dipandang oleh Allah Yang Maha Kuasa dan sekaligus menyampaikan bantuanNya kepada saudara Muslim kita di Palestin sana dalam bentuk bantuan yang tidak kita sangka-sangka. Ameen.



"Ya Allah! Kami lemah tetapi Engkau Maha Perkasa, maka kami letakkan nasib kami sekaliannya dalam TanganMu kerna kami kami tahu, walau sehebat mana kami merancang andai tanpa RedhaMu maka semuanya adalah sia-sia belaka. Sungguh, Engkaulah sebaik-baik Perancang."

Monday, August 2, 2010

Bagai Melepaskan Layang-Layang

Dengan nama Allah yang Maha Berkuasa ke atas segala sesuatu.


Anda pernah bermain layang-layang?

Di kala angin bertiup kencang, itulah waktu terbaik untuk bermain layang-layang.

Gulungan tali anda capai lalu diikatkan pada tulang tengah rangka layang-layang. Dengan bantuan rakan yang memegang layang-layang, anda berlari-lari anak menentang arus deruan angin dan perlahan-perlahan layang-layang itu terapung di atas deruan angin. Perlahan-lahan si layang-layang terbang semakin tinggi dan sedikit demi sedikit gulungan tali anda lepaskan supaya si layang-layang boleh terbang lebih tinggi. Dan lebih tinggi lagi.

Masih ingatkah anda?

Tiba-tiba tiupan angin menjadi lebih kencang. Terlalu kencang. Cepat-cepat tali yang dilepaskan tadi anda gulung kembali supaya layang-layang terbang lebih rendah. Agar layang-layang kembali dekat dengan anda, sang pengemudinya. Memang, hati siapa tak melonjak gembira melihat layang-layang sendiri terbang tinggi tetapi dengan angin yang kencang sebegini, tali pun bisa putus dan layang-layang kan terbang jauh dari pandangan anda.

Putusnya tali bererti suatu kehilangan. Layang-layang yang anda usaha sendiri membuatnya, atau diberikan sebagai hadiah kepada anda oleh orang lain.

Sanggupkah?